Candi Plaosan Bukti cinta sejati sang Raja Tanah Jawa

Sumber: lifestyle.okezone.com

Ketika kita mendengar sebuah bangunan yang menggambarkan bukti cinta sejati yang di abadikan di dunia ini, mungkin yang pertama kali akan terpintas dipikiran kita adalah bangunan Taj Mahal, yang merupakan sebuah bangunan yang megah dilapisi emas merupakan perwujudan sebuah rasa cinta seorang raja tehadap permaisurinya. Di berbagai literasi maka akan dengan mudah kita jumpai bagaimana uniknya bangunan Taj Mahal ini seperti benyak jenis berlian yang disematkan dalam pembangunannnya dan juga arsitektur yang luar biasa indah dengan kaligrafi yang begitu menawan. Dan mungkin banyak dari kita yang mengenal bangunan-bangunan lain yang memiliki cerita serupa.

Sebagai sebuah bangsa yang besar dan memiliki budaya yang sangat luhur, ternyata kita memiliki sebuah monumen bersejarah sebagai sebuah bukti cinta sejati yang mungkin tidak kalah hebatnya dari bangunan yang berada di India tersebut. Candi Plaosan merupakan sebuah bukti nyata akan sebuah perwujudan rasa kasih sayang tersebut.

Mungkin banyak yang belum mengenal atau belum tahu banyak tentang Candi Plaosan ini, candi yang sejatinya bertempat di desa Bugisan, Prambanan, Jawa Tengah merupakan sebuah bangunan yang amat sangat megah yang merupakan wujud rasa cinta seorang Raja Mataram saat itu yang bernama Rakai Pikatan dari wangsa Sanjaya kepada sang permaisuri Pramodhawardhani dari wangsa Sailendra.

Rakai Pikatan dan kisah bukti cintanya

Ketika membahas lebih terkait dengan kisah seorang Rakai Pikatan, maka kita akan dapati seorang raja yang membawa kejayaan bagi kerajaan mataram kuno saat itu. Raja yang memimpin dengan begitu arif dan bijaksana, yang merupakan pemersatu kerajaan mataram yang sudah lama terpecah. Kerajaan Mataram Kuno memiliki kisah yang sangat pilu, dimana perang saudara terus terjadi antara wangsa Sanjaya yang beragama Hindu dengan Wangsa Sailendra yang beragama Budha saat itu.
Sumber : histori.id

 Pergantian kekuasaan saat itu silih berganti antara kedua wangsa tersebut untuk menguasai kerajaan. Sampai pada suatu titik balik dimana terjadi pemersatuan dari kedua wangsa tersebut dimana Rakai Pikatan menikahi putri raja Samaratungga yang bermana Pramodhawardhani, dari pernikahan tersbut terjadilah sebuah pemersatuan antara kedua wangsa tersebut. Memang dari berbagai sumber terdapat pertentangan dan perdebatan apakah pernikahan ini bermotif politis atau tidak, namun adanya sebuah Candi Plaosan seolah menjelaskan akan hal tersebut tentang adanya cinta sejati tersebut.

Candi pada masa kerajaan merupakan sebuah bangunan yang merupakan tempat pemujaan, yang pembangunannya diperintahkan oleh seorang raja yang berkuasa saat itu disesuaikan dengan agama yang dia anut. Dalam pembangunan candi plaosan ini, pembangunan candi diperuntukkan untuk agama Budha sesuai dengan agama yang dianut oleh permasuri raja saat itu, padahal sang raja merupakan penganut agama Hindu. Secara fisik candi tentu saja memiliki keunikan tersendiri, candi budha yang biasa terdiri dari stupa yang banyak kita lihat di candi Borobudhur ternyata juga memiliki candi perwara yang lebih cenderung lancip yang merupakan ciri khas agama Hindu, atau yang bisa kita lihat di candi Prambanan.

Sebuah komposisi yang sangat indah dimana dari bangunan tersebut memiliki ciri khas yang berasal dari dua agama yang berbeda saat itu. Dalam pemerintahan raja Rakai Pikatan terjadi akulturasi budaya pada masyarakat tanah jawa saat itu, masyarakat hidup berdampingan dan saling menghargai satu sama lain.

Candi Plaosan saat ini

Sumber: kebudayaan.kemendikbud.go.id

Candi yang saat ini berdiri merupakan hasil pemugaran yang dilakukan pemerintah Provinsi Jawa Tengah lewat BPCB Jawa Tengah, dapak kita jumpai keindahan fisik bangunannya dimana bangunan saat ini terdiri dari dua buah komplek candi, yaitu Plaosan Lor dan Plaosan Kidul yang sejatinya dahulu memang sebenarnya candi ini merupakan satu kesatuan, namun pada masa sekarang ini diantara kedua candi tersebut terdapat jalan pedesaan yang membelah candi tersebut.

Ketika kita berkeliling kesegala penjuru sudut candi maka kita akan dapati sebuah bangunan yang melambangkan sebuah perpaduan budaya yang amat sangat unik. Di dalam kompleks candi plaosan dapat kita jumpai dua buah bangunan utama yang memiiliki bentuk yang sama, bahkan candi ini dijuluki sebagai candi kembar karena memang kemiripan yang luar biasa dari kedua candi tersebut. Bisa kita bayangkan bagaimana dulu nenek moyang kita dapat membuat sebuah bangunan yang amat sangat terencana dan presisi dengan teknologi yang belum semaju sekarang ini, tentu saja peradaban saat itu sudah sangat luar biasa. Salah satu keunikan dari candi ini yang mungkin juga jadi mitos yang ada dimasyarakat bahwa ketika ada pasangan yang berkunjung ke Candi ini maka dikisahkan bahwa hubungannya akan langgeng, hal ini sendiri hanya merupakan sebuah mitos yang tidak harus dipercayai namun yang pasti adalah bahwa bangunan ini dulu adalah sebuah bangunan yang mengambarkan begitu hebatnya bangsa kita ini dan begitu cinta kasihnya leluhur kita ini. 

Kebudayaan di sekitaran candi atau banyak peneliti atau sejarahwan menyebutnya sebagai lembah para dewa ini tentu saja sebuah kebudayaan yang luar biasa yang diwariskan kepada kita untuk, kita jaga bersama. Dimana sebuah bangunan yang indah dan juga memiliki sebuah cerita yang sangat kaya tentu saja akan menambah kekaguman kita terhadap bangsa Indonesia yang memiliki budaya yang luhur. 

Bagi yang berniat untuk berkunjung ke candi tersebut bisa mengunakan transpotasi umum dan transportasi pribadi, lokasinya pun tidak jauh dari Candi Prambanan. Mari kita jaga dan pelajari bersama peninggalan luhur budaya kita, kalau bukan kita siapa lagi. 

Comments